Perkumpulan Konservasi Kakatua Indonesia (KKI) adalah organisasi non-profit yang berdiri pada tanggal 27 Februari 2007 dan telah teregistrasi di Kemenkum HAM melalui Berita Negara No. C-01.HT.01.03.TH.2007. Semua staf KKI adalah orang asli Indonesia yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam penelitian di lapangan khususnya tentang burung paruh bengkok, pengambilan data, analisis, publikasi, dan pelaporan dengan bekerja langsung pada level grassroots dan stakeholders lokal. Pada tahun 2017, KKI melakukan kolaborasi skala internasional dengan IPP dan Wildlife Messengers, untuk memproduksi film dokumenter tentang education awareness dan pride campaign materials, yang telah dipublish di: https://youtu.be/x9PJVypHXBw, dalam 3 bahasa (Indonesia, Inggris, dan Hungaria).
Semua program KKI memfokuskan pada upaya konservasi kakatua dan burung paruh bengkok. Banyak spesies dari burung tersebut terancam keberadaannya dan mendekati kepunahan. Penelitian bioekologi burung paruh bengkok, pendidikan lingkungan untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas masyarakat, penyadartahuan masyarakat terhadap arti penting burung paruh bengkok dan habitatnya, juga menumbuhkan kesadaran dan kebanggaan untuk “burung-burung spesial” ini untuk stop perdagangan illegal dan penyelundupan, merupakan prioritas kerja utama Lembaga ini.
Visi
Pelestarian dan perlindungan terhadap burung kakatua dan burung paruh bengkok liar yang terancam punah di Indonesia agar dapat memberi manfaat yang berkelanjutan.
Misi
Prinsip Perkumpulan Konservasi Kakatua Indonesia
Nilai-nilai Perkumpulan Konservasi Kakatua Indonesia
1. Tawakal Kepada Tuahan Yang Maha Esa
2. Profesionalisme
3. Disiplin dapat dipercaya
4. Diandalkan
5. Cakap dan terampil
6. Peduli terhadap sesama
7. Terbuka
8. Kebersamaan dan inovatif
Tujuan Strategis
Perkumpulan Konservasi Kakatua Indonesia bertujuan untuk melakukan upaya konservasi dan pelestarian burung paruh bengkok asli Indonesia serta membangun kebanggaan masyarakat agar dapat secara bersama-sama berpartisipasi aktif dalam upaya konservasi dan memberikan manfaat yang berkelanjutan
Sasaran Jangka Pendek
Strategi Program
KELUARGA KAMI
Dudi Nandika, M.Si., memulai karirnya dengan penelitian tentang Kakatua-kecil Jambul-kuning di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Sulawesi Tenggara pada tahun 2005 di Universitas Islam As-Syafi’iyah. Tahun 2006, dia mengikuti kursus parrot specialist di Animal Rescue Center di Jakarta. Dudi mendirikan Perkumpulan Konservasi Kakatua Indonesia (KKI) pada 2007 dan menulis buku tentang Kakatua Langka Abbotti pada tahun 2013.
Dia juga menjadi koordinator Indonesian National RedList untuk burung paruh bengkok (parrot) pada tahun 2018. Dudi terlibat dalam program ecoturism komunitas dan pengelolaan Pusat Rehabilitasi Satwa hingga akhir tahun 2019. Ia memiliki bird tagging license C-16 khusus parrot dan melakukan survei monitoring burung paruh bengkok di Taman Nasional Manusela sejak 2020.
Dudi menyelesaikan pasca sarjananya di Institut Pertanian Bogor pada awal 2020 dengan penelitian tentang ekologi perkembangbiakan Kakatua di Pulau Masakambing, dengan data penelitian mulai dari 2008 - 2018 (10 tahun). Pada tahun 2023, Dudi melakukan penelitian untuk dua spesies parrot dengan status Critically Endangered yaitu Cacatua sulphurea sulphurea di Pulau Pasoso, Sulawesi Tengah dan Charmosyna toxopei di Pulau Buru, Maluku. Saat ini Dudi sedang melanjutkan program doktoralnya di Prodi Biologi, Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan dukungan akademis dari Mandai Nature - Singapore. Penelitian doktoralnya merupakan kerjasama dengan Fenner School of Environment & Society, Australian National University (ANU) dengan tema penelitian tentang pemanfaatan forensik untuk mengurangi perdagangan burung paruh bengkok illegal di Indonesia.
Dwi Agustina, S.Si., merupakan lulusan Biologi dari Universitas Islam As-Syafi’iyah dengan meraih beasiswa penuh dari Nagao Natural Environment Foundation – Japan (2001-2005). Dwi terpilih dalam program pertukaran pelajar Indonesia - Jepang pada tahun 2004. Dwi juga menerima penghargaan dari Asian Raptor Research and Conservation Network (ARRCN) pada tahun 2005, untuk mempresentasikan penelitiannya tentang distribusi elang Sulawesi di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Sulawesi Tenggara, yang dilaksanakan di Taiping, Malaysia.
Dwi terpilih sebagai Mahasiswa Terbaik ke-tiga tingkat Universitas pada tahun 2006 dengan predikat Cumlaude. Sejak 2007, dia bergabung dengan Perkumpulan Konservasi Kakatua Indonesia dan berperan aktif dalam konservasi burung dan menjalin hubungan dengan pemangku kepentingan lokal untuk menyebarkan pesan tentang melestarikan dan menyelamatkan burung khususnya burung paruh bengkok dan kakatua di Indonesia. Bersama Dudi, dia membuat buku tentang Kakatua Langka Abbotti dan Kepulauan Masalembu di tahun 2013. Saat ini, Dwi sedang menyelesaikan buku tentang perjalanannya berkeliling pulau di Maluku.
Dwi merupakan salah satu Women in Conservation Leadership – Asian Species Action Partnership (WiCLP - ASAP) yang bekerja untuk menyelamatkan spesies yang berstatus Critically Endagered di Southeast Asia. Acara Graduation Ceremony dari WiCLP ini berlangsung pada 13 - 18 Maret 2023 di Kamboja. Saat ini, Dwi sedang melanjutkan program pasca sarjananya di Prodi Biologi, Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan dukungan akademis dari Mandai Nature - Singapore. Penelitian masternya merupakan kerjasama dengan Fenner School of Environment & Society, Australian National University (ANU) dengan tema penelitian tentang komunikasi edukasi untuk meningkatkan kesadaran tentang perdagangan burung paruh bengkok ilegal di Maluku.
Al Khaidir Ali, S.Hut. adalah seorang pengamat burung dan rimbawan muda lulusan dari Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah dan mendapat beasiswa penuh dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dari tahun 2018 sampai tahun 2022. Khaidir yang berasal dari Bulukumba, Sulawesi Selatan ini sudah sejak lama sangat menyukai kegiatan di alam. Rasa cintanya pada alam, mengantarkannya menjadi seorang pengamat burung dan menjadi Ketua Kelompok Pengamat Burung Spilornis – Untad. Dia lulus dari Universitasnya tahun 2022 dengan predikat Cumlaude dan melakukan penelitian tentang “Karakteristik Bio Fisik Habitat Burung Gosong Filipina (Megapodius cumingii gilbertii) di Suaka Margasatwa Pulau Pasoso, Kabupaten Donggala”.
Khaidir telah mengikuti banyak kegiatan, diantaranya menjadi pengawas reboisasi hutan, surveyor kegiatan pengumpulan data, survei inventarisasi dan monitoring satwa kunci (Key Spesies) Taman Nasional Lore Lindu, magang di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dan pernah bekerja sebagai pendamping perhutanan sosial. Anak muda yang hobi traveling ini, sejak 2023 bergabung bersama tim KKI menjadi Research and Development Coordinator.
Selama bersama KKI, Khaidir telah mengikuti kursus penguatan GIS dan Kobotoolbox. Dia adalah salah satu Green Leadership Indonesia (GLI) Batch 4. Saat ini Khaidir sedang mengikuti program pelatihan keterampilan Coaching dan Mentoring bagi leader konservasi juga perencanaan strategis kehati bersama Digdaya Selaras.
Geovanny Leoni Leleulya, S.Si., adalah putri asli dari Provinsi Maluku yang merupakan lulusan dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattiimura, Kota Ambon, Provinsi Maluku. Geovanny menyelesaikan pendidikannya dengan mendapat beasiswa dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dari tahun 2020 sampai tahun 2023.
Menjadi anak negeri asli dari Maluku, Geovanny tumbuh dan berkembang sejak lahir di tempat asalnya. Menempuh pendidikan pada Jurusan Biologi dan mengembangkan minat pada lingkungan, membuat dia memiliki motivasi yang tinggi untuk menjadi anak negeri yang mampu mengembangkan segala kekayaan alam di tanah lahirnya. Geovanny memulai karirnya dengan melakukan penelitian tentang Kakatua maluku di Kawasan Hutan Lindung Gunung Sirimau pada tahun 2022 dalam program kreativitas mahasiswa pada bidang sains dan teknologi. Pada tahun 2024, dia lulus dari Universitas Pattimura dengan melakukan penelitian yang sama, yaitu tentang “Aktivitas harian burung Kakatua Maluku (Cacatua moluccensis) di Kawasan Hutan Lindung Gunung Sirimau, Kota Ambon”. Geovanny pernah berkesempatan untuk mengikuti program Kuliah Kerja Nyata di BKSDA Provinsi Maluku. Dia juga memiliki kemampuan dalam mengoperasikan ArcGis dalam melakukan proses pengolahan data dan pemetaan. Pada awal tahun 2025, Geovanny bergabung bersama KKI dan aktif berpartisipasi mengikuti setiap program dan upaya konservasi, serta aktif menyebarkan informasi terkait dengan perlindungan burung paruh bengkok.
Listya Cahya Ramadhani S.Si atau yang sering dipanggil Tya adalah seorang perempuan keturunan Jawa yang lahir dan besar di Maluku. Ketertarikan Tya terhadap dunia alam sudah muncul sejak duduk di bangku SD, hal ini didukung dengan profesi orangtua yang mengharuskan sering berpindah-pindah tempat tinggal, dari pelosok hingga ke kota.
Dari sinilah muncul rasa ketertarikannya pada alam, lebih tepatnya di Maluku yang mempunyai banyak keberagaman jenis satwa, salah satunya adalah burung paruh bengkok yang saat ini populasinya tidak sebanyak pada masa kecilnya dulu. Hal tersebut yang membawa Tya masuk jurusan Biologi, Universitas Pattimura Ambon dan lulus tahun 2022 dengan melakukan penelitian "Uji daya hambat bakteri Vibrio alginolyticus dengan kitosan komersial cangkang udang (Penaeus sp) dan cangkang rajungan biru (Portunus pelagicus). Tya juga aktif terlibat sebagai asisten laboratorium mikrobiologi dalam penelitian Penelitian uji daya hambat kitosan komersial udang dan rajungan terhadap pertumbuhan bakteri Vibrio alginolitycus serta penelitian uji daya hambat sereh merah dan sereh putih terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella dan Staphylococcus aureus. Kemudian menjadi asisten laboratorium biologi dasar. Tya pernah berkerja sebagai tim SKM (Survey Kepuasan Masyarakat) mengenai fasilitas umum, yang diselenggarakan Pemerintah Kota Ambon. Terakhir menjadi Account Officer PT. PNM (Permodalan Nasional Madani).
Ketertarikannya pada alam ini yang membawa Tya bergabung bersama KKI pada awal tahun 2025. Meskipun terbilang masih baru dalam dunia konservasi, Tya berkomitmen untuk menyuarakan upaya -upaya konservasi burung paruh bengkok. Untuk menambah wawasannya terhadap dunia konservasi, saat ini Tya sedang mengikuti program pelatihan e-course bersama Greenpeace.
Mona Kristianti Her Souhaly, S.Sos adalah putri asli dari Masihulan, Seram Utara, Maluku yang terlahir sebagai anak pertama dari pasangan Moses Souhaly dan Adeljie Asomate. Dia dibesarkan dan hidup berdampingan dengan hutan dan sangat mencintai keanekaragamn jenis satwa yang ada di kampung halamannya. Mona lulus dari Fakultas Sosial dan Ilmu Politik di Institut Agama Kristen Negeri Ambon tahun 2016.
Mona mengikuti saringan masuk menjadi staf KKI pada awal 2018 dan terpilih menjadi manager dari Pusat Rehabilitasi Satwa di Masihulan dengan dewan penguji dari Board Member IPP yang berasal dari Amerika, Singapura, dan Hungaria. Mona telah banyak mengikuti beberapa pelatihan diantaranya adalah: Pelatihan handling burung paruh bengkok (Januari 2018); Pelatihan tentang organisasi di Ambon (Maret 2018); Pelatihan bird banding (2019); dan Pelatihan keberlanjutan program Wallacea di Bali (Agustus 2019).
Mona telah berupaya menjalankan SOP untuk Pusat Rehabilitasi yang sesuai dengan IUCN Guideline dengan baik dan berupaya melakukan soft release proses. Meskipun memiliki tubuh yang mungil, Mona terkenal sangat pemberani dan cekatan dalam menangani satwa khususnya burung paruh bengkok. Mona juga sangat aktif menyebarkan informasi tentang perlindungan burung di Angkatan Muda dan Sekolah Minggu.
Ammar Hafid Sabban, S.Si adalah seorang fresh graduate yang baru saja menyelesaikan studinya di bidang Biologi dari Fakultas MIPA Universitas Pattimura, di Ambon. Selama masa studinya Ammar mendapatkan beasiswa Van Deventer – Maas dari Belanda. Ammar tidak hanya fokus pada akademis, tetapi juga mengembangkan hobinya dalam membuat puisi. Ia telah menjuarai berbagai perlombaan Karya Tulis Ilmiah yang diadakan di Universitas Hang Tuah Surabaya, IAIN Ambon, serta dalam Karya Tulis Ilmiah Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia. Selain itu, Ammar berhasil meraih pendanaan melalui Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksata (PKM-RE), yang merupakan prestasi yang menunjukkan komitmennya terhadap riset dan penemuan ilmiah.
Kecintaannya terhadap sastra terbukti dengan beberapa prestasi luar biasa dalam dunia puisi, dimana ia beberapa kali memenangkan perlombaan tingkat nasional dan bahkan menjadi finalis dalam Sayembara Penulisan Puisi Tingkat Asean. Ammar, sebagai seorang pujangga berprestasi asal Ambon, tidak hanya berkontribusi dalam bidang sastra, tetapi juga aktif dalam penelitian lingkungan. Ia melakukan penelitian mendalam mengenai burung dan potensi ekowisata di Pulau Banda Neira, yang merupakan hasil dari keinginannya untuk memahami lebih jauh tentang keanekaragaman hayati di Indonesia.
Sejak bergabung dengan KKI pada tahun 2024, Ammar telah menunjukkan dedikasinya. Saat ini, ia aktif berkontribusi dalam berbagai program konservasi yang diprakarsai oleh KKI, khususnya dalam mengorganisir Cockatoo Members (cockers). Melalui berbagai inisiatif tersebut, Ammar bertujuan untuk menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya konservasi di Kota Ambon. Dengan kombinasi antara keahlian ilmiah, bakat sastra, dan komitmennya terhadap lingkungan, Ammar Hafid Sabban terus berupaya menciptakan perubahan positif bagi komunitasnya.
Satria Sam Setia Utama, S.Pd. adalah pemuda asli dari Masalembu yang berdarah Bugis merupakan lulusan Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar pada tahun 2006. Satria sangat berkomitmen untuk membantu upaya konservasi kakatua khususnya di Masakambing, Kecamatan Masalembu dan bergabung bersama KKI sejak tahun 2012. Satria yang berdomisili di Kecamatan Masalembu ini aktif mengajak anak muda disana dalam memonitoring burung Kakatua-kecil Jambul-kuning anak jenis abbotti yang terancam punah.
Satria juga merupakan ahli desain dan seni yang sangat bertalenta, dia membuat patung kakatua yang sebagai hasil karya yang sangat artistik di Masakambing dan berkolaborasi dengan Pemerintah Desa. Dia juga membuat dan mendesain logo KKI dan membuat patung kakatua besar dari sampah organik yang dipamerkan dalam acara pesta rakyat di Kecamatan Masalembu dan program ekowisata. Fashion lifestyle Satria adalah gabungan antara lingkungan alam, pendidikan dan budaya. Satria dikenal sangat nyentrik dan selalu memberikan kejutan luar biasa serta atraksi yang sangat mengesankan dalam setiap aksinya. Sejak 2018, Satria telah memulai untuk membantu pengembangan Kepulauan Masalembu menjadi destinasi wisata.
DEWAN PENASEHAT
Bonnie Zimmermann adalah president director dari the Indonesian Parrot Project (IPP) – USA. Dia telah bergelut dalam dunia parrot lebih dari 30 tahun dan bergabung di IPP sejak tahun 2003. Bersama Stewart Metz, MD (Pendiri IPP - RIP) dia membantu mendirikan Pusat Rehabilitasi Burung Pertama di Masihulan, Maluku pada tahun 2004. Bonnie adalah seorang Project Leader – International affairs, ecoturism, public education, avian management dan fundraising yang berpengalaman. Bonnie adalah orang yang telah banyak membantu KKI berkembang dari awal pendirian hingga sekarang.
George Olah, Ph.D adalah seorang scientist dan conservation genetic, khususnya untuk parrot dari Hungaria. Dia adalah honorary lecturer di Australian National University (ANU) Collage of Science. George berpartisipasi pada dalam banyak program studi penelitian parrot di lapangan yaitu di Amerika Tengah dan Selatan termasuk Argentina, Mesiko, Peru dan Bolivia. Passionnya adalah science communicator dan wildlife documentary filmmaker. Sejak 2017, George banyak membantu KKI dalam konsultasi penelitian ilmiah sebagai Scientific Advisor.
Jessica Lee, Ph.D lahir di Singapore tetapi tumbuh dan besar di Australia. Latar belakangnya adalah veterinary sciences dan biologi molekular. Dia banyak bergelut dalam bidang dunia konservasi burung. Jess bekerja sebagai Vice President di Mandai Nature, yang mengelola Singapore Zoo, Safari Night, Bird Paradise, dan Safari River. Kiprahnya di dunia konservasi telah menjadikan dia sebagai salah satu Women Conservation Leadership yang membuat dia menjadi Brand Ambasor Citigold “Portraits of True Worth” dan wajahnya terpampang dalam megatron di China Town, Singapore. Jess banyak membantu KKI dalam banyak program konservasi di Indonesia sejak tahun 2017.
Prof. Dr. Dewi M. Prawiradilaga, M.Sc adalah seorang peneliti burung senior di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang asli dari Bogor. Sudah 40 tahun lebih dia meneliti keragaman jenis burung di Indonesia. Hal yang membahagiakan Dewi adalah ketika bersama tim peneliti di tahun 2017, menemukan jenis burung baru yaitu Myzomela irianawidodoae yang berasal dari Pulau Rote, NTT. Terbaru, jenis burung bernama Myzomela prawiradilagae yang dinobatkan 5 Oktober 2019, merupakan bentuk penghargaan para peneliti kepada Dewi atas kontribusi besarnya terhadap pengembangan penelitian ekologi dan konservasi burung di Indonesia. Dia juga banyak membantu memberikan masukan untuk KKI sejak pertama kali survei kakatua di Masakambing tahun 2008 dan daerah lain hingga sekarang.
Dr. La Eddy, S.Pd. M.Si. adalah dosen Jurusan Biologi F MIPA Universitas Pattimura Ambon. Sejak 2018, dia telah aktif membantu KKI di lapangan khususnya di Maluku. La Eddy sangat aktif dalam mengikuti program dan memberikan banyak masukan positif diantaranya dalam program pelepasliaran parrot di TN Manusela dan Kep. Aru, pengelolaan Pusat Rehabilitasi dan beberapa survei parrot di Maluku. Dia adalah pribadi yang supel, gampang bergaul dan memiliki kolega yang luas khususnya di Maluku dan Maluku Utara. Dia banyak membawa mahasiswanya untuk mengamati burung dan terjun langsung di lapangan bersama KKI.