Aksi Damai Lestarikan Burung Paruh Bengkok


AKSI DAMAI MENJAGA WARNA WARNI BURUNG PARUH BENGKOK TETAP TERBANG BEBAS DI MALUKU


Oleh Dudi Nandika


1 Juni 2024 Dalam rangka memperingati Hari ‘World Parrot Day’ pada 31 Mei 2024, Perkumpulan Konservasi Kakatua Indonesia (KKI) bekerjasama dengan Jurusan Biologi F MIPA Universitas Pattimura, menggelar aksi damai dengan menyebarluaskan informasi berupa Poster, stiker, leaflet dan pantun yang berisi pesan konservasi guna menumbuhkan rasa kesadaran dan kebanggaan untuk satwa unik dan eksotik khas Maluk. Aksi damai yang dilakukan anggota KKI di lampu merah Lapangan Merdeka Kota Ambon dengan mengunakan topi kepala kakatua dan nuri ini cukup menarik perhatian Masyarakat di Ambon. Upaya konservasi perlu terus dilakukan untuk dapat menekan perburuan dan perdagangan burung paruh bengkok dan kakatua illegal di Maluku, sehingga dapat membantu memberikan manfaat kepada kehidupan masyarakat secara berkelanjutan. 

Burung paruh bengkok dan kakatua merupakan asset icon menarik di Maluku dan selalu menjadi incaran wisatawan mancanegara untuk melakukan wisata ‘birdwatching’. Sayangnya, burung paruh bengkok dan kakatua merupakan jenis burung yang paling banyak dieksploitasi sebagai hewan peliharaan dan diperdagangkan karena keunikan dan kecerdasannya. Tingginya permintaan global dan domestik terhadap burung paruh bengkok sebagai hewan peliharaan dan konsekuensi pemindahan dari alam liar untuk perdagangan gelap telah memberikan kontribusi signifikan terhadap penurunan tajam jumlah burung ini diseluruh dunia. Perburuan dan penyelundupan ilegal merupakan ancaman terbesar pada spesies ini.

 


Wisatawan Asing Yang Sedang Asyik Pengamatan Burung dan Kandang-kandang Hasil Sitaan BBKSDA Jawa Timur 


Indonesia diidentifikasi sebagai negara dengan prioritas tertinggi dalam konservasi burung paruh bengkok dan kakatua berdasarkan jumlah spesies, endemisitas dan ancamannya (penangkapan dan penyelundupan). Maluku sebagai provinsi seribu pulau menjadikan banyak burung paruh bengkok dan kakatua yang terisolasi menjadi spesies dan sub-spesies tersendiri sehingga rentan terhadap kepunahan dengan populasi yang kecil dan resiko perkawinan sedarah inbreeding yang tinggi.


Burung paruh bengkok yang hidup tersebar di kepulauan Maluku tidak kurang dari 24 jenis dan 80% diantaranya merupakan spesies dan sub spesies endemic Maluku. Beberapa pulau di maluku memiliki icon burung paruh bengkoknya tersendiri seperti Pulau Seram dan pulau-pulau satelitnya memiliki kakatua maluku Cacatua moluccensis, nuri telinga-biru Eos semilarvata, kasturi tengkuk-ungu Lorius domicella dan enam anak jenis endemik seperti nuri maluku Eos bornea bornea, nuri bayan Eclectus roratu roratus, betet-kelapa paruh-besar Tanygnathus megalorynchos affinis, nuri pipi merah Geoffroyus geoffroyi rhodops, Nuri raja ambon Alisterus amboinensis amboinensis dan nuri-kate dada- merah Micropsitta bruijnii pileate. Kemudian di Pulau Buru terdapat tiga jenis endemic yaitu Perkici buru Charmosynopsis toxopei, Betet-kelapa buru Tanygnathus gramineus, dan kring-kring buru Prioniturus mada, dan subs pesies endemiknya yaitu nuri maluku Eos bornea cyanonotha, dan nuri raja ambon Alisterus amboinensis buruensis


Pulau dengan burng paruh bengkok special lainya adalah Tanimbar dengan jenis endemic kakatua tanimbar Cacatua goffiniana, nuri Tanimbar Eos reticulata, Nuri bayan tanimbar Eclectus riedeli dan subspecies endemic seperti nuri pipi-merah Geoffroyus geoffroyi timorlaoensis, dan betet-kelapa paruh-besar Tanygnathus megalorynchos subaffinis. Kepulauan di maluku terakhir dengan anak jenis endemic adalah Kepulauan Aru anak jenis endemic tersebut yaitu nuri aru Chalcopsitta scintillata rubrifrons, kakatua koki Cacatua galerita eleonora, nuri bayan Eclectus polychloros aruensis, perkici pelangi Trichoglossus haematodus nigrogularis, dan Nuri-ara pipi-gelap Cyclopsitta melanogenia melanogenia.


Nuri telinga-biru Eos semilarvata, Bayan Papua Eclectus polychloros aruiensis dan kakatua koki Cacatua galerita eleonora 

Burung paruh bengkok dan kakatua merupakan jenis yang memiliki peranan penting dalam menjaga dan memperbaiki regenerasi hutan serta merupakan bagian suatu ekosistem yang harus dijaga keseimbangannya. Burung ini juga memainkan peran penting dalam membentuk komunitas tumbuhan4. Keberadaan burung paruh bengkok dan kakatua memiliki peran penting di alam, yaitu sebagai zoochory (membantu pemecaran biji) dan orthogamy (membantu penyerbukan). Burung jenis ini telah lama dianggap sebagai predator benih dan pengeksploitasi tanaman yang efisien. Sehingga burung paruh bengkok dan kakatua dapat dikatakan sebagai ‘perawat hutan’ yang membantu proses alami regenerasi hutan.


Sebagai jenis yang endemik dan memiliki warna warni yang indah dan banyak penduduk dunia yang mengaguminya seharusnya burung paruh bengkok dapat menjadi aset pariwisata besar bagi provinsi Maluku. Kesempurnaan tersebut di tambah dengan panorama alam dan keindahan laut di hampir setiap jengkal tanah di kepulauan Maluku. Menjaga dan mengelola seluruh aset tersebut akan menjadikan Maluku sebagai provinsi dengan biodiversity tinggi dan Masyarakat yang sejahteran. Semoga arah pembangunan provinsi Maluku kedepan menjadikan biodiversitas khususnya burung paruh bengkok sebagai salah satu prioritas dan aset wisata alam yang patut dikembangkan dan diperhatikan. 


Batu layar di Ambon dan Gunung Api Banda Di Kepulauan Banda