Gunung Kepalat Mada Buru Selatan


MENCARI JEJAK KEBERADAAN PERKICI BURU (Charmosyna toxopei) DI ATAS MEGAHNYA GUNUNG KEPALAT MADA


Oleh Geovanny Leoni Leleulya


Perkici buru (Charmosyna toxopei) merupakan salah satu jenis spesies endemik Pulau Buru yang misterius. Spesies ini pertama kali ditemukan pada tahun 1921 oleh seorang ahli entomologi kelahiran Tuban, Lambertus Johannes Toxopeus. Dia menyebutkan bahwa jenis ini memiliki sebaran populasi yang sangat terbatas dan kemungkinan hanya tersebar di tepian sungai bagian barat Dataran Tinggi Rana. Catatan terkait dengan penemuan perkici buru ini sangat sedikit selama bertahun-tahun, sehingga perkiraan tentang besaran populasi jenis ini pun tidak dapat diperkirakan.


Berpegangan pada perjumpaan oleh seorang Pengamat burung yang berasal dari Inggris Craig Robson pada bulan November tahun 2014 dan Desember 2015 yang berhasil memotret keberdaan jenis ini. Perkumpulan Konservasi Kakatua Indonesia (KKI) berupaya melakukan penelitian untuk menemukan jejak keberadaan jenis ini di Pulau Buru, tepatnya di Gunung Kapalat mada. Perjalanan KKI dimulai pada tanggal 1 Februari 2025 dengan menggunakan kapal Ferry untuk menuju ke Pulau Buru dan kemudian dilanjutkan dengan menggunakan transportasi darat untuk menuju ke Desa Nanali, Desa yang berada tepat di bawah kaki Gunung Kepalat Mada. Perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 7 jam ini, dengan melewati desa-desa, perkebunan warga, belasan anakan sungai, hingga jalan yang ditutupi genangan lumpur, memberikan kesempatan bagi tim KKI untuk bisa melakukan perjalanan sambil mengeksplorasi kondisi alam yang ada di Pulau Buru.


Perjalanan Menuju Desa Nanali, Desa Terakhir Jalur Pendakian Menuju Gunung Kepalat Mada


Pencarian jejak keberadaan spesies langka ini dimulai dengan melakukan wawancara dengan masyarakat di Desa Nanali, dengan bermodalkan lukisan dan foto hasil dokumentasi tentang burung Perkici buru yang diambil pada tahun 2014. Banyak masyarakat desa yang ternyata tidak mengenal jenis burung ini, beberapa mengaku pernah melihat bahkan beberapa masyarakat mengatakan bahwa jenis ini pernah ditangkap dan dipelihara. Informasi yang didapati ini menjadi data awal bagi tim KKI memulai perjalanan untuk mencari dan menemukan keberadaan Perkici buru di atas megahnya Gunung Kepalat Mada.


Berdasarkan data penemuan awal dari Perkici buru, jenis ini tercatat ditemukan disekitar Danau Rana yang berbatasan dengan lembah dimana ketinggiannya kurang dari 1.000 m. Oleh karena itu, pencarian keberadaan burung ini akan dilakukan dengan memperhitungkan ketinggian dari Gunung Kepalat Mada. KKI memulai perjalanan pertama ke Gunung Kepalat Mada dari ketinggian 250 mdpl. Pada ketinggian ini, masih belum adanya tanda-tanda tentang keberadaan Perkici buru. Pencarian kembali dilakukan pada hari berikutnya, dimulai dari ketinggian 250 mdpl hingga 600 mdpl. Beberapa spesies endemik dari Pulau Buru turut tercatat selama pengamatan baik secara aural maupun visual, seperti Kring-kring buru (Prioniturus mada), Cikukua buru (Philemon moluccensis), Merpati-gunung mada (Gymnophaps mada), dan Betet-kelapa buru (Tanygnathus gramineus). Namun, lagi-lagi keberadaan akan jenis burung yang dicari masih juga belum menunjukan adanya tanda-tanda akan kehadirannya.



Kring-kring Buru (Prioniturus mada) dan Sikatan-rimba dada-loreng (Eumyias additus)


Keterbatasan akses jalan untuk menuju ke puncak Gunung Kepalat Mada membuat perjalanan untuk pengamatan ini hanya dilakukan hingga mencapai ketinggian 700 mdpl, dengan menyusuri jalanan bekas aktivitas dari perusahaan logging. Namun, hingga di ketinggian ini, keberadaan Perkici buru nihil ditemukan. Keterbatasan akan data pendukung terkait jenis ini juga menjadi salah satu kesulitan untuk menemukan keberadaan jenis burung ini. Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Smiet (1985) spesies ini tercatat ditemukan di hutan dataran rendah yang terganggu dengan jalur pertanian. Melihat kondisi sekarang ini, dengan adanya aktivitas dari perusahaan logging yang masuk hingga mencapai puncak Gunung Kepalat Mada. Maka, tidak dipungkiri banyaknya habitat bagi spesies ini yang telah berkurang bahkan hilang dan ini menjadi salah satu alasan akan sulitnya menemukan jenis spesies langka endemik dari Pulau Buru ini.


Lantas, apakah spesies ini masih ada dan tersembunyi di dalam megahnya pegunungan di Pulau Buru?


Survei Keberadaan perkici Buru di Desa Nanali Kecamatan Kepala Madan, Buru Selatan