Press Release

TRAINING PENINGKATAN KAPASITAS LEMBAGA DALAM PERENCANAAN STRATEGI KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI 


Konservasi Kakatua Indonesia (KKI) baru-baru ini mendapat kesempatan bermitra dengan Yayasan Planet Indonesia (YPI) dan difasilitasi untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan melalui training Perencanaan Strategi Konservasi Keanekaragaman Hayati  selama hampir empat bulan (Agustus - November 2024) secara daring dan luring yang dimentori oleh PT Digdaya Citra Selaras. Training ini diikuti oleh KKI, TLGC (Toli-toli Labengki Giant Clam dan YPI. Training ini meliputi peningkatan keterampilan Coaching dan mentoring bagi leader konservasi, dan tahapan-tahapan perencanaan strategi konservasi keanekaragaman hayati.  

Training Keterampilan Coaching dan Mentoring Bagi Leader Konservasi


Training ini dimulai dengan mempelajari peran dan kemampuan pemimpin konservasi dalam melakukan upaya-upaya konservasi yang efektif. Pemimpin konservasi harus memiliki kemampuan coaching dan mentoring dalam menjalankan program-program konservasi agar dapat tersampaikan dengan baik terhadap tim konservasi sendiri maupun penerima manfaat konservasi. dalam mempelajari Coachhing dan Mentoring ini seorang pemimpin harus memiliki kemampuan mendengarkan aktif dan dan bertanya efektif. Seorang Pemimpin harus pribadi yang kuat dan pantang menyerah (ulangi, ulangi dan ulangi), mampu melihat peluang, mampu menghasilkan ide-ide kreatif dan belajar dari kegagalan. Pemimpin juga harus memiliki empati untuk dapat merasakan dan mampu menempatkan diri agar dapat memberikan saran dan solusi yang tepat. Selalu optimis, menerima ketidak pastian, terbuka terhadap perubahan dan selalu berprinsip mimpi harus menjadi nyata (ide harus dijalankan dan diwujudkan menjadi nyata). 

Kemudian stelah memperkuat individu pemimpin konservasi maka langkah selanjutnya adalah meningkatkan perencanaan strategi konservasi yang lebih efektif, terukur dan berorientasi pada hasil. Langkah pertama yaitu konseptualisasi/ analisis situasional yaitu dengan alat berupa: pohon masalah, mind map, system maping dan model konseptual. Dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi proyek perlu didukung dengan piranti lunak atau software yaitu Miradi. Setelah konsep proyek dibuat kemudian perlu merancang target penerima manfaat tanpa membedakan gender dan kaum disabilitas.  kemudian agar implementasi proyek dapat berjalan dengan baik dan sesuai kebutuhan penerima manfaat maka perlu sebuah alat ukur yaitu dengan mengunakan tangga partisipatif yaitu Diinfomasikan, konsultasi, terlibat, kolaborasi dan tingkatan yang terakhir yaitu masyarakat yang berdaya. dalam menjalankan proyek perlu mengkategorisasi stake holder dan menganalisis keterlibatan stake holder dalam proyek. Pelaksanaan proyek perlu dipersiapkan dengan melakukan penggalian aspirasi penerima manfaat dan mrancang monitoring evaluasi dan lerning proyek agar pelaksanaan efektif dan mencapai tujuan yang diharapkan.